Anggota ISJN Menerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016
Martadinata Basyir atau yang biasa akrab kita sapa Nathan menghadiri undangan Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pertanian dan Menteri Sekretaris Negara pada tanggal 30 November 2016 untuk menerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016 (APN 2016) PENGAWAS KETAHANAN PANGAN – MEDIK VETERINER. APN merupakan penghargaan tertinggi di Bidang Ketahanan Pangan oleh Presdien Republik Indonesia selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan Nasional yangdiberikan kepada Individu, Kelompok dan Lembaga yang menunjukkan dedikasi, pengabdian dan prestasi luar biasa dalam upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan di Indonesia meliputi 7 kategori: PELOPOR, PEMANGKU, PELAKU PEMBANGUNAN, PELAYANAN, DAN PEMBINA KETAHANAN PANGAN.
Tahun ini Nathan bersama-sama dengan Prof. Dr. Irwan Prayitno, Psi., MSc. (Gubernur Sumatera Barat), Dr. H. Zaini Abdullah (Gubernur Aceh), Ganjar Pranowo, S,H., M.P., (Gubernur Jawa Tengah), Bupati Tapin, Bupati Tulang Bawang, Bupati Wajo, Walikota Kotamobagu dan Bupati Bireuen bersama-sama 64 penerima lainnya terpilih untuk menerima apresiasi ini setelah melalui tahapan seleksi ketat secara berjenjang sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pertanian, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP., melalui Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional, Dr. Ir. Gardjita Budi, M. Agr. St. Lulusan terbaik Fakultas Kedokteran Hewan IPB tahun 2002 dan Public Health Program Master Degree Sekolah Kedokteran The University of Birmingham 2005 ini berhasil menarik perhatian panitia seleksi APN 2016 stetelah menunjukkan kenyataan dilapangan bahwa dia harus menempuh rute harian sepanjang 50-120 di medan kerja yang menantang untuk membina, mendukung dan memandu para peternak ayam petelur skala kecil yang umumnya ibu-ibu rumah tangga yang termasuk kategori berpenghasilan rendah. Program yang terintegrasi dengan penguatan kapasitas perempuan ini dirintis secara pribadi oleh Nathan sejak tahun 2013 dan diproyeksi akan berakhir pada tahun 2018 mendatang. Saat diperiksa panitia seleksi lapangan APN 2016, Nathan bersama-sama dengan peternak binaan sudah mencapai 52% dari target kerja dan capaian yang mereka tuangkan dalam Logical Framework Analysis (LFA). “bersama-sama dengan peternak binaan kami mentargetkan target populasi unggas petelur 100,000 ekor dan dana program 52 Milyar rupiah yang merupakan swadana dan swakelola murni. Target ini terkesan kecil jika kita bandingkan dengan populasi unggas yang dikelola korporasi, tetapi ini pekerjaan yang menantang mengingat kenyatan yang di bina adalah peternak kecil dengan skala usaha mulai dari 50 sampai 1000 ekor. Belum lagi jika dilihat kondisi bahwa usaha ini dilakukan oleh keluarga miskin, agak terasa utopia untuk menghimpun dana 52 Milyar rupiah secara swadana tanpa campur tangan per bank an’ jelasnya.
Saat ini peternak binaan mendapatkan penghasilan tambahan 800ribu – 8 juta rupiah perbulan, tergantung populasi ternak dan sudah berapa lama mendapatkan pendampingan. Gerakan ini berangkat dari keprihatin melihat tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga, meningkatnya insiden kejadian pelacuran lokal dan naiknya angka TKW sebagai dampak anjloknya harga sawit dan karet. Peternak binaan berada di wilayah kabupaten OKU, OKU Timur dan OKU selatan yang cenderung berdifat perkebunan monokultur sawit dan karet, pendampingan yang berpihak menjadi keharusan agar masyarakat menemukan sumber penghasilan lain saat terjadi badai anjloknya harga produk sawit dan karet. ‘adalah hak mereka untuk mendapat penghidupan yang layak, saya hanya bertindak sebagaimana IFP alumni lainnya akan bertindak jika dihadapkan pada situasi yang sama, ini hanya sebagian kecil dari kontribusi seluruh alumni IFP untuk social Justice di tanah tercinta kita’ pungkasnya.
Link berita bisa dilihat di http://harianokuselatan.com/putera-asli-okus-raih-adhikarya-pangan-nusantara-2016-dari-presiden-ri/
Leave a Comment
Last Updated: Desember 14, 2017 by isjn
Anggota ISJN Menerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016
Martadinata Basyir atau yang biasa akrab kita sapa Nathan menghadiri undangan Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pertanian dan Menteri Sekretaris Negara pada tanggal 30 November 2016 untuk menerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016 (APN 2016) PENGAWAS KETAHANAN PANGAN – MEDIK VETERINER. APN merupakan penghargaan tertinggi di Bidang Ketahanan Pangan oleh Presdien Republik Indonesia selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan Nasional yangdiberikan kepada Individu, Kelompok dan Lembaga yang menunjukkan dedikasi, pengabdian dan prestasi luar biasa dalam upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan di Indonesia meliputi 7 kategori: PELOPOR, PEMANGKU, PELAKU PEMBANGUNAN, PELAYANAN, DAN PEMBINA KETAHANAN PANGAN.
Tahun ini Nathan bersama-sama dengan Prof. Dr. Irwan Prayitno, Psi., MSc. (Gubernur Sumatera Barat), Dr. H. Zaini Abdullah (Gubernur Aceh), Ganjar Pranowo, S,H., M.P., (Gubernur Jawa Tengah), Bupati Tapin, Bupati Tulang Bawang, Bupati Wajo, Walikota Kotamobagu dan Bupati Bireuen bersama-sama 64 penerima lainnya terpilih untuk menerima apresiasi ini setelah melalui tahapan seleksi ketat secara berjenjang sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pertanian, Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman, MP., melalui Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional, Dr. Ir. Gardjita Budi, M. Agr. St. Lulusan terbaik Fakultas Kedokteran Hewan IPB tahun 2002 dan Public Health Program Master Degree Sekolah Kedokteran The University of Birmingham 2005 ini berhasil menarik perhatian panitia seleksi APN 2016 stetelah menunjukkan kenyataan dilapangan bahwa dia harus menempuh rute harian sepanjang 50-120 di medan kerja yang menantang untuk membina, mendukung dan memandu para peternak ayam petelur skala kecil yang umumnya ibu-ibu rumah tangga yang termasuk kategori berpenghasilan rendah. Program yang terintegrasi dengan penguatan kapasitas perempuan ini dirintis secara pribadi oleh Nathan sejak tahun 2013 dan diproyeksi akan berakhir pada tahun 2018 mendatang. Saat diperiksa panitia seleksi lapangan APN 2016, Nathan bersama-sama dengan peternak binaan sudah mencapai 52% dari target kerja dan capaian yang mereka tuangkan dalam Logical Framework Analysis (LFA). “bersama-sama dengan peternak binaan kami mentargetkan target populasi unggas petelur 100,000 ekor dan dana program 52 Milyar rupiah yang merupakan swadana dan swakelola murni. Target ini terkesan kecil jika kita bandingkan dengan populasi unggas yang dikelola korporasi, tetapi ini pekerjaan yang menantang mengingat kenyatan yang di bina adalah peternak kecil dengan skala usaha mulai dari 50 sampai 1000 ekor. Belum lagi jika dilihat kondisi bahwa usaha ini dilakukan oleh keluarga miskin, agak terasa utopia untuk menghimpun dana 52 Milyar rupiah secara swadana tanpa campur tangan per bank an’ jelasnya.
Saat ini peternak binaan mendapatkan penghasilan tambahan 800ribu – 8 juta rupiah perbulan, tergantung populasi ternak dan sudah berapa lama mendapatkan pendampingan. Gerakan ini berangkat dari keprihatin melihat tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga, meningkatnya insiden kejadian pelacuran lokal dan naiknya angka TKW sebagai dampak anjloknya harga sawit dan karet. Peternak binaan berada di wilayah kabupaten OKU, OKU Timur dan OKU selatan yang cenderung berdifat perkebunan monokultur sawit dan karet, pendampingan yang berpihak menjadi keharusan agar masyarakat menemukan sumber penghasilan lain saat terjadi badai anjloknya harga produk sawit dan karet. ‘adalah hak mereka untuk mendapat penghidupan yang layak, saya hanya bertindak sebagaimana IFP alumni lainnya akan bertindak jika dihadapkan pada situasi yang sama, ini hanya sebagian kecil dari kontribusi seluruh alumni IFP untuk social Justice di tanah tercinta kita’ pungkasnya.
Link berita bisa dilihat di http://harianokuselatan.com/putera-asli-okus-raih-adhikarya-pangan-nusantara-2016-dari-presiden-ri/
Category: ISJN News