Peran Atthasilani dalam Pendidikan Anti-Kekerasan melalui Meditasi Cinta Kasih

Latifah (Dosen Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa, Batu, Malang dan Alumni IFP Cohort 6)

Nir-kekerasan hanya dapat terwujud bila seseorang mempunyai belas kasih. Latihan spiritual merupakan salah satu jalan mengembangkan belas kasih. Penelitian membuktikan bahwa latihan meditasi cinta kasih  dapat mempengaruhi wilayah otak lobus frontal kiri,   yang berkaitan dengan perasaan belas kasih.  Sudah banyak juga riset yang menunjukkan dampak meditasi dalam memunculkan emosi positif yang tidak hanya mempengaruhi kesehatan personal, tetapi juga relasi sosial.

Dalam hal ini, atthasilani mempunyai peran signifikan dalam pendidikan anti-kekerasan, terutama dalam latihan meditasi. Atthasilani merupakan sebutan untuk perempuan Buddhis yang menempuh jalan hidup suci sebagai viharawati dengan menjalankan delapan sila/aturan kemoralan dan hidup di vihara. Selain menjalani latihan kemoralan untuk  mengembangkan spiritualitas pribadi, mereka juga secara aktif berkeliling ke penjuru Nusantara untuk membimbing masyarakat. Seperti yang diuraikan Atthasilani Gunanandi, biasanya latihan meditasi dilakukan sesuai dengan tujuannya. Secara umum meditasi dilakukan dengan samatha bhavana atau vipasana bhavana. Bila ingin mendapatkan kondisi  batin yang tenang biasanya yang sering digunakan  adalah samatha bhavana, sementara vipasana bhavana dilakukan bila  yang dituju adalah kebijaksanaan, misalnya ingin menyelesaikan masalah. Meditasi cinta kasih (metta bhavana) merupakan bagian dari samatha bhavana.

Meditasi sendiri merupakan bagian dari inti ajaran Buddha, yaitu mensucikan batin. Mengembangkan kebajikan dengan melatih moralitas serta tidak berbuat jahat merupakan inti ajaran Buddha lainnya. Demikian penjelasan Atthasilani Gunanandi yang merupakan Ketua Astinda (Atthasilani Theravada Indonesia). Astinda ini baru resmi berdiri pada 22 Desember 2017.

Biasanya, dalam rangkaian pelatihan meditasi, atthasilani akan memberikan pengantar praktik meditasi yang  merupakan bagian utama dari kehidupan seorang Buddhis. Dalam kaitannya dengan pengembangan cinta kasih, atthasilani menjelaskan dasar-dasar anti-kekerasan yaitu membebaskan diri dari kebencian, termasuk benci pada diri sendiri dan kondisi di luar diri. Kedua, tidak menyakiti makhluk lain. Ketiga, mengembangkan kesabaran (tahan dengan kondisi apa pun.

Dalam keseharian, atthasilani terlibat penuh dalam pelatihan meditasi dalam beberapa jenis kegiatan. Pertama, retret meditasi sementara selama sepuluh hari.Pelatihan ini akan mencakup berbagai jenis meditasi yang juga dapat diikuti oleh peserta non-Buddhis. Kedua, pelatihan atthasilani, yang menekankan pada pengendalian diri, misalnya secara khusus, latihan kemoralan (delapan sila), dan secara khusus, berlatih sabar. Latihan lainnya adalah hidup dalam kebiaraan/vihara. Ketiga, Pekan pendalaman dhamma, khususnya bagi remaja, yang berlangsung selama seminggu menjelang Waisak (April-Mei). Selain itu, masyarakat umum dapat juga berlatih meditasi di vihara-vihara yang menyediakan program pelatihan meditasi seperti di Padepokan Dhammadipa Arama-Malang, Balerejo, Bakom-Bogor, dan Bali.

Dalam penyelenggaraan pelatihan meditasi, atthasilani bekerja sama dengan berbagai organisasi perempuan seperti Wandani (Wanita Theravada Indonesia) dan Forum Ibu-Ibu Bali (FIB) dan organisasi kepemudaan Patria (Pemuda Theravada Indonesia) di samping Sangha Theravada Indonesia (STI). Di samping pelatihan meditasi, kerja sama dalam pembinaan masyarakat Buddhis yang dilakukan oleh atthasilani mencakup pertemuan rutin secara umum setiap minggu,, dan pertemuan khusus. Dalam pertemuan itu, atthasilani memberikan ceramah dhamma (ajaran Buddha) yang berhubungan dengan nilai-nilai anti-kekerasan. Misalnya, pada saat muncul berita-berita yang berpotensi memancing kekkerasa, atthasilani memberikan anjuran agar umat Buddha tidak begitu saja percaya dan tetap bersikap tenang (sabar). Atthasilani menghimbau umat untuk berusaha tidak memicu konflik kembali. Di samping itu, atthasilani juga melakukan bimbingan spiritual untuk warga binaan di lapas. Selain pujabhakti, pertemuan dapat juga berupa seminar organisasi perempuan Buddhis, misalnya seminar Wandani menyangkut isu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) atau mengantisipasi kekerasan dengan membangun self-esteem perempuan, dan pemberdayaan ekonomi perempuan.Atthasilani juga terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan lintas-iman.

Di luar kegiatan spiritual, atthasilani juga berperan mengatisipasi merebaknya tindakan kekerasan dengan memperluas akses pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan. Dalam kegiatannya di berbagai  pelosok daerah, atthasilani mengidentifikasi anak-anak muda Buddhis yang membutuhkan bantuan pendidikan. Sebagian dari mereka tersebut dititipkan di vihara sebagai anak asuh selama menempuh sekolah menengah.  Banyak dari anak asuh ini yang kemudian melanjutkan pendidikan tinggi ke Sekolah Tinggi Agama Buddha dan menjadi atthasilani selama berkuliah.Selesai kuliah, atthasilani menjalani masa pengabdian di berbagai vihara. Selesai masa pengabdian, mereka pun dapat terus mengabdi pada masyarakat sesuai dengan pilihan masing-masing dengan tetap berpegang pada semangat dhamma. Dengan demikianlah agama dapat menjadi pondasi kemanusiaan. ***

503 Service Unavailable

Service Unavailable

The server is temporarily unable to service your request due to maintenance downtime or capacity problems. Please try again later.

Additionally, a 503 Service Unavailable error was encountered while trying to use an ErrorDocument to handle the request.