Kolom Olah Pikiran Part 4

Kolom Olah Pikiran
Oleh Agus Nahrowi

Pikiran Terbuka

“Mas kerjanya apa? Tanya Driver Taksi Online (DTO) dalam perjalanan dari bandara ke sebuah kampus di Yogyakarta beberapa minggu lalu. Saya pun menjawab sekenanya, “kerjaan saya bertemu berbagai macam orang”. Ia pun diam dan tidak melanjutkan perbincangan.

“Bapak menjadi DTS ini full time kah?”, saya memulai percakapan. “Iya. Walaupun tujuannya hanya untuk mengisi waktu saja. Karena 2 anak saya sudah dewasa dan bekerja semua. Jadi ya cukup buat keseharian saya dan isteri”.

Singkat kata, obrolan mengalir kesana kemari, hingga kemudian muncul curhatan tentang kegelisahan dan kegundahannya atas anak sulung perempuannya yang berumur 30 tahun, namun belum punya pacar. Padahal adik laki-lakinya, 3 tahun lebih muda, udah punya pacar dan siap menikah. Sebagai orang tua yang hidup dengan tradisi dan budaya jawa, situasi tersebut sangat membebani pikirannya.

Saya: Apakah anak perempuan bapak bahagia?”
DTO: Iya, dia bahagia. Dia happy aja tuh. Walau belum punya pacar di usianya yang kepala 3.

Saya: Apakah dia akan setuju, jika adiknya mendahuluinya (melangkahi) menikah?”
DTO: Saya yakin, itu tidak jadi masalah. Bahkan ia sering guyon meminta saya mencarikan pacar buatnya.

Saya: Apakah menurut bapak, dia tahu dan menyadari situasi yang ia alami dan hadapi saat ini?
DTO: Ia sangat sadar dan sangat mengerti apa yang harus dilakukan. Dia sangat mandiri dan dewasa.

Saya: Bapak beruntung sekali punya anak perempuan seperti itu. Bapak pantas merasa bahagia. Punya anak yang mandiri, dewasa, sangat menyadari keadaannya, dan tahu apa yang harus dilakukan. Banyak loh orang tua di luar sana, yang masih rempong terlibat ngurusin kehidupan anaknya meskipun sudah berumah tangga. Bapak pantas bersyukur.
DTO: ………(diam)

Saya: Bapak bahagia kan kalau anak bapak bahagia?
DTO: Bahagia mas. Tentu saya bahagia.

Saya: Mana yang lebih penting, kegelisahan bapak memiliki anak perempuan umur 30 tahun, belum punya pacar; atau anak yang merasa bahagia dengan diri dan keadaannya?
DTO: Kebahagiaan anak saya lebih penting mas.

Saya: Nah gitu dooong. Bapak itu punya anak yang bahagia. Bapak mesti mendukungnya kan? Membuatnya semakin bahagia dengan apapun yang ia pilih untuk hidupnya.
DTO: Iya mas. Iya. Terima kasih mas. Rasanya plong sekarang.

Pas obrolan ini kelar, pas mobil sampai di tujuan. Sewaktu saya mau membayar ongkos taksi, DTS pun merespon dengan lembut “untuk kali ini, saya gratiskan untuk mas”.

Ini mengejutkan saya. Bukan nilai uangnya, namun, betapa obrolan yang menurut saya sederhana, bisa bermakna luar biasa buat orang lain.

Dugaan saya, obrolan tanpa pamrih, dari hati dan penuh semangat ketertarikan, berpengaruh luar biasa terhadap kualitas sebuah percakapan. Disitulah kita hadirkan secara penuh, hati, pikiran dan perasaan kita. Sinyal inilah yang mungkin DTS dan Saya tangkap dan rasakan saat ngobrol dalam perjalanan yang tidak lebih dari 15 menit itu.

Kolom Olah Pikiran Part 5

503 Service Unavailable

Service Unavailable

The server is temporarily unable to service your request due to maintenance downtime or capacity problems. Please try again later.

Additionally, a 503 Service Unavailable error was encountered while trying to use an ErrorDocument to handle the request.